Wednesday 5 June 2013

Al Matsurat

Apa itu? Kata tanya yang menguasai sisi otakku. Sebuah kata asing yang ternyata menjadi rutinitas pagi di sekolah tempatku mengabdi. Setiap pagi, setelah kegiatan baris berbaris usai, murid-murid akan duduk melingkar di lantai, atau tetap di kursinya masing-masing. Mulailah mereka melantunkan dzikir dan do'a-do'a. Bagi kelas bawah, akan dipandu oleh wali kelas tapi untuk kelas atas biasanya mereka Al Matsurat sendiri karena mereka telah menghafal rangkaian lantunan tersebut dari awal hingga akhir. Aktivitas ini bisa berlangsung sebelum atau sesudah sholat dhuha.

Isi Al Matsurat berupa puja puji pada Allah SWT sekaligus permohonan seorang hamba kepada Rabbnya yang dirangkum dalam rangkaian dzikir. Dilakukan pada pagi dan sore hari. Do'a dan dzikir yang terdapat di dalamnya senantiasa merujuk pada tuntunan Rasulullah.

Saya kalah dengan anak-anak. Saya sama sekali belum hafal semua isinya, kecuali Al Fatihah, ayat pertama Al Baqarah, Al Ikhlas, An Nas, Al Alaq, dan ayat kursi. Memori otak saya ternyata sudah menurun kecerdasannya.

Al matsurat tidaklah wajib. Hanya pembiasaan dalam proses pendidikan. Saya juga bukan orang yang rajin membacanya. Hanya saja, di sebuah subuh yang damai, ketika sebagian besar teman-teman berjuang melawan kantuk, saya terjebak dalam pesona kandungan Al Matsurat. Hati saya seolah dihujani kesejukan yang menyesakkan. Saya terpapar keharuan. Saya seakan terlempar di sudut terdasar kesadaran. SAYA HAMBA. Salah satu do'a yang terdapat pada bacaan Al Matsurat:

Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa 'abduka wa 'anaa 'ala ahdika wawa' dika maastatha'tu audzubika min syarrimaa shana'tu abu'ulaka bini'matika alayya wa 'abuu'u bidzambii faghfirlii fa'innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta. (3x)

 Ya Allah Engkaulah Tuhanku , tiada tuhan melainkan Engkau , Engkau menciptakanku, aku hambaMu,aku berada dalam perjanjian dengan Mu dan ikrar pada Mu semampuku. Aku berlindung kepada Mu dari kejahatan yang aku perbuat, aku mengakui nikmatMu terhadapku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku, karena tidak ada pengampun dosa kecuali Engkau.

Betapa, saya begitu kecil bagiNya. Lalu atas dasar apa saya mampu melawan kuasa dan takdirNy ?!

2 comments:

BlogS of Hariyanto said...

kita adalah semata hanyalah milik-NYA, tak ada yang lain selain DIA Pemilik Segalanya.....salam :-)

Aisyah Prastiyo said...

Saat kesadaran itu hadir, semoga membawa tingkat keimanan kita menjadi lebih baik. Semoga istiqomah dalam kebaikan, aamiin... ;-)