Mempelai pria bernama Daeng Ancu, tukang bentor bertubuh ringkih dan membongkok. Usianya tak muda lagi. 58 tahun. Mempelai wanita, karib disapa Mba Yuli, berusia 48 tahun. Mba Yuli mantan adik ipar Daeng Ancu. Mereka menikah setelah masing-masing dari pasangannya meninggal dunia. Pernikahan sederhana di usia senja antar kerabat, tanpa hiruk pikuk pesta. Cukup ijab qabul yang hikmad. Ikrar pada Allah SWT, Sang Maha Penentu jodoh manusia.
Kisah ini hanya salah satu contoh nyata keajaiban jodoh.
Masih banyak kisah yang tak kalah menakjubkannya. Masih ingat kisah Nabi Adam
dan Hawa yang terpisah jarak serta waktu setelah keluar dari syurga? Mereka
akhirnya dipertemukan oleh Allah di Jabal Rahmah. Atau kisah cinta beda usia
dan harta antar Rasulullah dan Khadijah r.a? Mereka menikah dengan jarak usia
15 tahun. Nabi Muhammad kala itu seorang pegawai dan Kadijah r.a pemilik
perniagaan. Pernah dengar kisah sahabat Nabi Abdurrahman bin Auf yang yang
harus menceraikan istrinya `Atikah r.a padahal mereka saling mencintai?.
Kesedihan atas perpisahan itu tertebus ketika mereka akhirnya bersatu kembali
dalam mahligai pernikahan.
Seringkali kita dibuat terperangah, tak percaya. Kok
bisa?! Tentu, segalanya bisa saja terjadi jika Allah SWT berkehendak. Jika DIA
berkata, Kun fa ya kun, tak ada satu pun makhluk di muka bumi ini yang mampu
menghalanginya. “Sesungguhnya keadaanNYa apabila Dia menghendaki sesuatu,
hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah! Maka terjadilah ia (Q.S Yasiin:36).
Jalan cinta yang digariskan Allah SWT melalui pertalian
jodoh yang telah tertulis sebelum manusia lahir memanglah tak semulus jalan
tol. Sebagian penuh lika liku. Kebanyakan harus melalui pahit getir persoalan.
Tapi bukankah semua itu wajar?! “Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan
saja mengatakan Kami telah beriman sedang mereka tidak diuji lagi?” begitu arti
Q.S Al Ankabut ayat 2.
Nah, para jomsho (jomblower sholehah) yang sedang
dirundung kesendirian. Cukuplah kegalauan akan jodoh yang tak kunjung tiba
tersimpan di dalam hati, lalu diadukan pada Sang Pemilik Hati di sujud
sepertiga malam. Cukuplah ketakpercayaan akan terjalinnya kisah indah bersama
pangeran sholeh idaman habis dilumat oleh cahaya keimanan. Kisah-kisah diatas
tentu menjadi motivasi. Usia, jarak, harta, waktu, dan tampilan fisik bukanlah
menjadi penghalang. Hanya saja, urusan jodoh perlu langkah aktif. Jika jodoh
pasti bertemu, maka ada dua pasang kaki yang melangkah menuju titik pertemuan.
Nah, untuk mengiringi langkah-langkah jomsho dalam menemukan jodoh, simak
beberapa tips di bawah ini:
1.
Yakinkan dalam hati bahwa kita akan memiliki pasangan.
Sesuai dengan Q.S Yasiin: 36
yang artinya “Mahasuci Allah yang telah menciptakan semuanya
berpasang-pasangan...”. Percaya dengan diri sendiri. Yakin bahwa dibalik
kekurangan yang kita miliki, akan ada orang lain yang mencukupkannya.
2.
Jangan malu untuk minta sama Allah.
Allah SWT telah memberikan
kemudahan kepada kita. “Memohonlah kepadaKu, Aku pasti perkenankan doamu...’
(Q.S Al Ghaafir: 60.). Kita memang tak bisa menebak diusia berapa kita akan
bertemu pasangan hidup. Kita juga tidak tahu berapa jarak yang harus kita
tempuh untuk membersamainya. Kita hanya mampu berusaha dan berdoa, bahkan jika
harus melewati penderitaan.
3.
Ikut Liqo`.
Kenapa liqo?! Karena dalam liqo
kita akan dituntun belajar agama lebih jauh. Berharapnya, kita akan menjadi
muslimah yang lebih baik dari sebelumnya. Bukankah wanita yang baik untuk
lelaki yang baik, begtu pula sebaliknya, seperti yang disampaikan dalam Q.S An Nur ayat 26.
4.
Aktif silaturahmi
“Barang siapa yang ingin
dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali
persaudaraan” (H.R Bukhari-Muslim).
Entah di acara arisan keluarga,
hajatan tetangga, temu alumni, reuni teman sekolah, atau acara organisasi,
aktiflah silaturahmi, perluas jaringan. Siapa tau jodoh kita ada diantara
mereka. Eits, tapi tetap jaga sikap, jaga pandangan, dan jadi diri sendiri.
5.
Rajin menghadiri undangan.
Jangan menghindari jamuan
undangan pernikahan dengan alasan yang tidak syar`i. Apalagi alasan minder
karena mempelai perempuannya lebih muda dari kita tapi sudah bertemu jodohnya.
Selain menghadiri undangan wajib hukumnya (H.R Muslim), berdo`alah ketika
mempelai pria telah selesai mengucapkan ijab qabulnya. Karena waktu tersebut merupakan
waktu mustajabnya do`a. Mintalah jodoh dipertemukan pada waktu yang tepat.
6.
Rajin membaca.
Perluas wawasan, asah cakrawala
berfikir, cerdaskan diri dengan cara membaca. Entah membaca artikel, buku, atau
mebaca gelagat orang-orang di sekitar kita. Siapa tahu jodoh kita ternyata
orang yang selama ini dekat tapi kita tak mampu mebaca sinyal yang dikirimkan.
7.
Ikut pelatihan atau seminar pra nikah atau pun tentang pernikahan.
Pelatihan pra nikah maupun
seminar tentang pernikahan bukan lagi hal langka. Hadirilah dan aktiflah
bertanya. Selain menambah ilmu, siapa tahu pematerinya sedang mencari menantu
yang sesuai dengan ciri-ciri yang kita miliki. Mengikuti pelatihan atau seminar
juga menjadi bekal untuk kita
mempersiapkan diri bertemu jodoh terbaik.
8.
Bersabar.
Yup, bersabar. Apalagi lebaran sebentar lagi. Pertanyaan
“kapan nikah?!” dari tetangga, kerabat, dan rekan-rekan yang akan bertalu-talu
seiring takbir yang dikumandangkan. Tidak perlu menjadikannya momok. Jawab saja
dengan senyum manis nan elegan. “InsyaAllah, doakan saja”. Jangan sampai
memasang tampang jutek. Bisa jadi jodoh kita sedang mendekat tapi langsung
kabur melihat calonnya bersikap tak bersahabat.
Betapa pun kerinduan akan hadirnya pasangan hidup telah
terpatri di dalam dada, tetaplah memantapkan langkah dalam bingkai syariah.
Terus memperbaiki diri agar mendapatkan yang terbaik. Meskipun tak seindah
dongeng, kita akan bertemu lelaki terbaik. Meskipun harus menempuh onak dan
duri, kisah kita akan tertulis seperti kisah-kisah menakjubkan sebelumnya. Tak
perlulah terlalu terbebani. Go with the flow. Jika jodoh, kita pasti bertemu,
InsyaAllah.