Saturday 25 October 2008

cinta 5 mars

aku venus yang rumit. dibesarkan nenek, keluarga broken, trauma cinta, pernah benci laki-laki, sering sendiri, dipaksa dewasa, pengen banget nikah menjadi kuas yang mewarnai kanvas hidupku.sadar akan hal itu, akan sulit memuarakan hati pada seseorang yang tak layak kualifikasi. dalam perjalanan hidupku, ada lima cerita tentang bagaimana mars mencoba datang, singgah, lalu pergi. tentu tidak termasuk yang hanya sekedar menjajaki. semuanya dalam bad ending. hehehe.

the first man
panggil dia bayu.cakep, ramah, dewasa. banyak yang ngefans. pertama kali melihatnya, penasaran. kok bisa ya ada makhluk bening kayak gini di tempat ini. ternyata dia teman sahabatku, dikenalkan, dan dia ngajak jadian. weits, be cool men. saya gak berkenan. wong males dengan cinta yang bullshit. tapi orang-orang di sekitar pada ngedukung. ya... udah. aku menawari persyaratan. kita bisa jadian tapi aku gak pake cinta. dia sepakat. okelah. tapi dia tak lebih seorang pecundang. baik dan ngemong tapi ternyata dia playboy ulung dan penjahat wanita. kamuflase yang dia tampakkan kumaknai jika dia memang tidak bisa menyentuh hati dan ragaku. terlanjur menjadi "korban" penaklukannya, aku bertekad untuk jadi sutradara. dia mungkin tidak tau berhadapan dengan siapa. dia ke luar kota berbulan-bulan, gak masalah. tak ada kata putus, kami hilang komunikasi. aku kemudian memahami pacaran gak cerdas n gak syari`i. dia datang dan shock. tak ada aurat yang di umbar, tak ada genggaman tangan. lunglai, dia beranjak pulang. kunamakan itu ending formalitas. cerita tak terhenti, enam tahun kemudian dia datang dengan tawaran yang lebih serius. benakku berfikir, antara memberinya kesempatan dengan menginginkan yang sesuai kriteria. rokok, pergaulan bebas, pendidikan adalah hal yang sulit kutoleransi. dia masih menganggapku ada adalah obat dari kesendirian jiwa. lama kubuka ruang fikir dan rasa, aku enggan. tapi dia bantuku keluar dari persoalan. marah karena merasa tertolak, dia membalas dendam dengan menyatakan rasa pada kakakku dan menganggapku tak pernah ada setelah itu dia memacari sahabatku. air mataku sempat tumpah dalam tafakkurku. bukan patah hati, tapi kecewa. dia memperlakukanku secara tidak terhormat. dia menginjak-injak harga diriku. angkuhku berbuah. lelaki di mana-mana sama saja. P E C U N D A N G!!!

the second man
sebut saja dia fulan. aktivis, ngaji, berwawasan. dia menyebutku unik dan mengajakku ta`arruf. siapa takut? tak ada rasa, dia belum kerja, konvensional. hanya keyakinan jika ini baik maka akan diberikan jalan dan muara terbaik. deadlinenya tiga bulan. komunikasi berjalan, saling mengenal di lakukan. lancar. dia hadir saat masa-masa konflikku dengan pace. ada yang pro, ada yang kontra. aku serahkan pada Sang Pemilik takdir. tiga bulan menjelang, dia datang. terbentur persoalan budaya bugis, mau tidak mau harus mundur. assajingeng dan dui pappenre. apalagi pace tidak respek. dia minta waktu untuk memenuhi itu dan ternyata dia memang tidak siap dari awal. komitmen waktu sudah disepakati dan tidak ada revisi sebelumnya, keputusan untuk menghentikan harus di lakukan meski terkesan kejam. dia mencoba memohon, tapi sulit bagiku memberi kesempatan kedua. dia pergi. kudengar kabar dia mendekati sahabatku. :).

the 3th man
aku lupa namanya siapa. diperantarai oleh seorang teman. alumni pesantren, masih kuliah, kontra organisasi. B). apa salahnya mencoba. ikhtiar. dia datang dengan kakaknya. kuberi tiga pertanyaan yang harus dia jawab. waktu tidak cukup, janjinya via telepon. satu penilaian, dia tak terlalu menjaga. grafiknya menurun. komunikasi dia awali. mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama dan ingin segera merealisasikan. pertanyaanku dijawab parsial. visi misi tak terbahas tuntas. kian mendekati titik nol, aku menghentikan. daripada dia terjebak lebih dalam, aku yang harus menyelamatkan. bung, hidup tak cukup dengan kecendrungan...

the 4th man
namanya shiva. keren, jahil, preman, anak bungsu, sudah kerja. aku tertarik padanya karena mengingatkanku pada masa lalu. kami akrab. mungkin karena kesamaan latar belakang. dia memanggilku bunda. kuanggap dia teman yang ingin diselamatkan. dia nyatakan rasa, aku yang shock. aku jauh dari kriteria perempuan ideal meski dulu sempat menjadi bunga desa. *_*. aku tak bisa pacaran. dia paham tapi masih mencoba komunikasi. dia ingin belajar. dia ingin menjadi lebih baik. aku tak mau jika itu karena diriku. manusia hina dhoif sepertiku tidak layak dijadikan sebab. kugiring cara berfikirnya. hubungan kami sesuai aturanku. tapi tetap ada beberapa hal yang tidak terkontrol. kurasakan gundah. aku harus menghentikan ini. tapi aku terlanjur menyayanginya. kubahasakan orientasi interaksi, dia juga bingung. dia belum siap nikah. aduh, siapa juga mau menikah dengan kondisi begini. aku menawarkan break komunikasi sepekan lalu sebulan untuk memikirkan jalan terbaik. terputuskan untuk sama-sama menjalani tapi tetap menjaga interaksi. toleransi besar kuberikan. waktu berjalan, bukan proses mengenal yang terjadi tapi dia menghilang. ternyata dalam jeda waktu itu dia kelelahan. arogansi masing-masing muncul. pembenahan diri tak dilakukan. resahku sebab kutak mau jika imamku kelak shalatnya saja tidak beres. aku juga dinilai seperti voc. plin plan. aku akhirnya juga capek. kukomunikasikan, smsku tidak dibalas. kutelepon, dia ogah-ogahan. kuajak bertemu, dia tidak datang. diakhiri lebih baik daripada menyiksa keduanya. dia pun bilang, sudahimi pale. nyamanma juga dengan duniaku sekarang. hahhh, clubbing dan ngaji memang sulit di sandingkan.

the5th man
aku menyebutnya pangeran. cakep, ikhwan, lucu, punya banyak fans. kawan lama dan ternyata dulu kami saling simpati tanpa mengetahui satu sama lain. setelah merasa terabaikan, dia mulai berkomunikasi. kuanggap sebagai silaturahmi atau setidaknya memperbaiki hubungan yang renggang. dia nyatakan cinta, tiga hari waktu yang kuperlukan untuk berpijak ke bumi. dia orang terideal yang punya orientasi kepadaku. interaksi terjalin, kupikir aku membutuhkannya untuk melengkapi kekuranganku. terlepas dari itu, kekhawatiran mengungkungku. aku takut dia terjerumus. sepaham apapun dia jika rasa kecendrungan sudah membelenggu, sulit untuk mengontrol diri. bahkan beberapa kejadian yang kutanyakan kesyari`iannya juga tak terjawab. dialihkan. ah, pangeran. aku tak mau karenaku kau menjadi lebih buruk. aku tidak rela akan hal itu. oleh karena itu, dalam keterbatasan pemahaman, kucoba untuk mengontrol. kesalahan terbesar adalah hubungan ini tidak punya indikator keberhasilan proses pencapaian target. dunia, fikrah, jalan hidup begitu berbeda. rasionalitas tertutupi perasaan. ketidakmampuan menamakan hubungan. aku berusaha menjadi sahabat. diapun bercerita ada fulana yang mengganggu konsentrasi ibadahnya. kupikir itu aku. ternyata orang lain. air mata kekecawaan terhadap laki-laki mengalir lagi. lalu posisiku di mana. dia minta maaf. kutelan luka dan memberinya kesempatan. tapi saat aku yang membuat kesalahan dengan menawarkan mengakhiri hubungan karena tak sanggup masuki istananya, dia tak beriku ruang kembali. dia menghentikan meski dengan alasan sementara. aku tertolak oleh orang yang mengaku cinta dan tawarkan mimpi?! aku merasa ada alasan lain. feelingku mengatakan demikian. tapi aku tidak mau irrasional. kupinta tiga kali, dia tak bergeming. okelah. sudah ncukup. kuputuskan untuk game over selamanya. buat apa bertahan dengan orang yang tidak menginginkanku. dia juga mengakui berat tapi juga belum bisa kembali. sudahlah, kita jalani hidup kita masing-masing. masih sering menghubungi, rasa yang kupunya juga masih sama seperti dulu. rasa itu pula yang menghantarkanku pada luka saat tau, fulana itu masih ada. aku yang benar-benar harus pergi..

No comments: