Biasanya aku membenci April. Di bulan itu, aku menghadapi
keriangan sekaligus rasa sedih yang hebat. Bulan dimana terjadi kelahiran
kakakku di tanggal 27 dan kematian
Mammiku di tanggal 1. Setiap tahun, sejak 13 tahun yang lalu, aku selalu
membenci awal April dan berusaha mencintainya di akhir.
Tahun ini, ada yang berbeda di April-Aprilku sebelumnya. Mungkin
karena aku sedang merenovasi diriku yang sedang kacau disana sini. Aku
membutuhkan aktivitas ekstra untuk menyelamatkan hati, otak, dan tubuhku. Aku baru
saja kehilangan (menghilangkan) dua hal, cinta seseorang yang tak kucintai dan
cintaku pada orang lainnya yang tak mencintaiku lagi.
1. Tetap kuawali April 2013 dengan rasa berkabung yang sama. Belum
bisa berdamai dengan angka 1 di bulan April.
2. Ada dua pernikahan teman dekat di bulan ini. Satu teman semasa kuliah, satu rekan kerja. Selalu ada antusiasme berlebih dalam mengikuti perayaan cinta. Sangat suka detik-detik berubahnya keharaman menjadi halal yang indah... *mupeng*
3. Sudah tiga tulisan yang kubuat dalam rangka 8MingguNgeblog blog
bersama blogger Anging Mammiri. Sungguh tidak menyangka bisa sebetah itu
menanti tema yang disampaikan tiap pekan. Menulis tak sesulit yang dipikirkan tapi juga tak mudah. Meski
hanya memposting tulisan sederhana, setidaknya jadi cambuk untuk terus belajar
menulis.
3. April ini, ada juga tiga pertunjukan kreatif yang kudatangi.
Aku perlu berada di antara mereka jika ingin tertular kreatif. Ada inaugurasi-mipa-2012, Pecha Kucha Night, dan Moviecoustic. Cerita tentang Pecha Kucha Night dan Moviecoustic
silakan baca tulisan Ka Aan disini dan disini
4. Ada empat peringatan hari penting di bulan ini yang
Alhamdulillah "kurayakan". Heritage Day, Earth Day, Books Day, dan
Kartini Day.
Haritage Day, aku berada di Kedai Buku Jenny menyaksikan
orang-orang bergiliran mempersentasekan benda pusaka menurut mereka
masing-masing. Aku hanya menjadi penonton bisu yang berperan memberikan tepuk
tangan. Sebenarnya, ada fotoku bersama benda pusaka yang kupersiapkan sebagai
bahan persentase. Tapi karena aku belum pernah bisa mudah nyaman di tempat
baru, maka foto tidak kuperlihatkan. Apalagi aku datang sendiri. Betul-betul
asing. Tapi sungguh kunikmati acara itu. Persentase yang paling menarik buatku
adalah lontara silsilah Puteri Wajo. Ada kerinduan belajar ka, ga, nga, ngka
lagi.
Earth Day kuperingati bersama murid-muridku. Ide dadakan yang
muncul karena sebelumnya pikiranku tersita oleh kegiatan yang lain. Berat
resiko jika kuajak mereka ikut mencabuti paku-paku yang digunakan untuk
menempel wajah politikus di pohon-pohon pinggir jalan seperti yang diserukan
beberapa komunitas. Jadilah kuminta mereka hanya membawa botol plastik bekas
dari rumah mereka masing-masing yang akan ditukar dengan stiker kampanye Earth
Day. Botol itu lalu disumbangkan pada pengepul. Kami juga mengadakan ceremony
kecil-kecilan. Ada pembacaan cerita pendek dan puisi tentang lingkungan.
Setelah itu, kuajak perwakilan muridku mengunjungi Sekolah Pesisir di Jl. Nuri
Lr. 300. Berbagi di Hari Bumi.
Book Day kuapresiasi dengan memeriahkan Panggung Literasi bersama
seorang sahabat yang diadakan Harian Tempo. Selalu menyenangkan rasanya
mendapatkan wawasan baru, bertemu dengan para penulis hebat, bersama dengan
orang-orang yang rajin mengasah otak. Sayangnya, tak terbeli satu buku pun di
hari itu. Keuangan menipis dan belum waktunya gaji masuk ke kantong.
Kartini Day kuanggap terperingati dengan menuliskan postingan pada
lomba ngeblog (yang kuceritakan pada poin 3). Temanya tentang Perempuan
Inspiratifku. Aku menamai tulisanku, tiga-perempuan-yang-kuanggap-ibu
Hmmm... April yang sibuk. Berharap efek dari kesibukan ini adalah
perlahan menganggap biasa ketidakbersamaan ini. Butuh waktu adaptasi atas
ketidakhadiranmu. Sebab, nyaris di setiap keberadaanku di moment-moment itu,
selalu saja ada orang-orang yang tanpa sengaja mengungkitkan kenangan. Ah, aku
hanya butuh waktu yang lebih banyak dari yang kukira.
No comments:
Post a Comment